Lapisan-Lapisan Jaringan Komputer Dan Sistem Proteksinya
Untuk dapat dengan jelas mengerti mengenai keamanan jaringan komputer, kita harus terlebih dahulu
mengerti bagaimana jaringan komputer bekerja. Untuk mempermudah pemeliharaan serta
meningkatkan kompabilitas antar berbagai pihak yang mungkin terlibat, jaringan komputer terbagi atas
beberapa lapisan yang saling independen satu dengan yang lainnya. Menurut standard ISO/OSI,
lapisan-lapisan dan tugas yang dimilikinya adalah :
Layer 1 - Physical
Layer (lapisan) ini berhubungan dengan kabel dan media fisik lainnya yang menghubungkan
satu peralatan jaringan komputer dengan peralatan jaringan komputer lainnya. Lapisan ini juga
berhubungan dengan sinyal-sinyal listrik, sinar maupun gelombang radio yang digunakan untuk
mengirimkan data. Pada lapisan ini juga dijelaskan mengenai jarak terjauh yang mungkin
digunakan oleh sebuah media fisik. Pada lapisan ini juga diantur bagaimana cara melakukan
collision control.
Layer 2 - Data Link
Pada sisi pengirim, lapisan ini mengatur bagaimana data yang akan dikirimkan diubah menjadi
deretan angka '1' dan '0' dan mengirimkannya ke media fisik. Sedangkan pada sisi penerima,
lapisan ini akan merubah deretan angka '1' dan '0' yang diterima dari media fisik menjadi data
yang lebih berarti. Pada lapisan ini juga diatur bagaimana kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi ketika transmisi data diperlakukan.
Lapisan ini terbagi atas dua bagian, yaitu Media Access Control (MAC) yang mengatur
bagaimana sebuah peralatan dapat memiliki akses untuk mengirimkan data dan Logical Link
Control (LLC) yang bertanggung jawab atas sinkronisasi frame, flow control dan pemeriksaan
error. Pada MAC terdapat metode-metode yang digunakan untuk menentukan siapa yang
berhak untuk melakukan pengiriman data. Pada dasarnya metode-metode itu dapat bersifat
terdistribusi (contoh: CSMA/CD atau CSMA/CA) dan bersifat terpusat (contoh: token ring).
Secara keseluruhan, lapisan Data Link bertanggung jawab terhadap koneksi dari satu node ke
node berikutnya dalam komunikasi data.
Layer 3 - Network
Lapisan Network bertanggung jawab terhadap koneksi dari pengirim sampai dengan penerima.
Lapisan ini akan menterjemahkan alamat lojik sebuah host menjadi sebuah alamat fisik. Lapisan
ini juga bertanggung jawab untuk mengatur rute yang akan dilalui sebuah paket yang dikirim
agar dapat sampai pada tujuan. Jika dibutuhkan penentuan jalur yang akan dilalui sebuah paket,
maka sebuah router akan menentukan jalur 'terbaik' yang akan dilalui paket tersebut. Pemilihan
jalur atau rute ini dapat ditentukan secara statik maupun secara dinamis.
Layer 4 - Transport
Lapisan ini bertanggung jawab untuk menyediakan koneksi yang bebas dari gangguan. Ada dua
jenis komunikasi data jaringan komputer, yaitu Connection Oriented dan Connectionless. Pada
jenis komunikasi Connection Oriented data dipastikan sampai tanpa ada gangguan sedikitpun
juga. Apabila ada gangguan, maka data akan dikirimkan kembali. Sedangkan jenis komunikasi
Connectionless, tidak ada mekanisme untuk memastikan apabila data yang dikirim telah
diterima dengan baik oleh penerima.
Biasanya lapisan ini mengubah layanan yang sangat sederhana dari lapisan Network menjadi
sebuah layanan yang lebih lengkap bagi lapisan diatasnya. Misalnya, pada layer ini disediakan
fungsi kontrol transmisi yang tidak dimiliki oleh lapisan di bawahnya.
Layer 5 - Session
Lapisan ini bertanggung jawab untuk membangun, memelihara dan memutuskan koneksi antar
aplikasi. Pada kenyataannya lapisan ini sering digabung dengan Application Layer.
Layer 6 - Presentation
Agar berbagai aplikasi jaringan komputer yang ada di dunia dapat saling terhubung, seluruh
aplikasi tersebut harus mempergunakan format data yang sama. Lapisan ini bertanggung jawab
lapisan ini sering pula digabung dengan Application Layer.
Layer 7 - Application
Lapisan ini adalah di mana interaksi dengan pengguna dilakukan. Pada lapisan inilah semua
jenis program jaringan komputer seperti browser dan email client berjalan.
kompleks dan ada banyak duplikasi tugas dari setiap lapisan. Lapisan OSI/ISO digunakan hanya
sebagai referensi. Lapisan jaringan komputer yang banyak digunakan adalah lapisan TCP/IP yang
terdiri atas empat lapisan yaitu :
Link (Lapisan OSI 1 dan 2)
Contoh dari lapisan ini adalah Ethernet , Wi -Fi dan MPLS. Implementasi untuk lapisan ini
biasanya terletak pada device driver ataupun chipset firmware.
Internetwork (Lapisan OSI 3)
Seperti halnya rancangan awal pada lapisan network (lapisan OSI 3), lapisan ini bertanggung-
jawab atas sampainya sebuah paket ke tujuan melalui sebuah kelompok jaringan komputer.
Lapisan Internetwork pada TCP/IP memiliki tugas tambahan yaitu mengatur bagaimana sebuah
paket akan sampai tujuan melalui beberapa kelompok jaringan komputer apabila dibutuhkan.
Transport (Lapisan OSI 4 dan 5)
Contoh dari lapisan ini adalah TCP, UDP dan RTP
Applications (Lapisan OSI 5 sampai dengan 7)
Contoh dari lapisan ini adalah HTTP, FTP dan DNS.
Oleh sebab setiap lapisan memiliki tugas yang independen dari lapisan-lapisan lainnya, maka
transparansi data akan terjamin. Sebagai contoh, semua jenis browser internet akan tetap digunakan,
sekalipun media fisik yang digunakan berubah dari kabel tembaga menjadi sinyal radio misalnya.
Pengamanan Masing-masing tingkatan jaringan
Dikarenakan perbedaan fungsi dalam setiap lapisan jaringan komputer, maka perlindungan yang dapat
dilakukan juga berbeda-beda. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perlindungan terhadap jaringan
komputer yang bisa dilakukan pada setiap lapisan jaringan komputer, mulai dari lapisan terbawah
sampai dengan lapisan teratas.
– Layer 2
Dalam usaha mengamankan sebuah gedung, tahap yang paling mendasar adalah dengan
menjaga titik akses ke gedung tersebut. Begitu juga dengan pengamanan jaringan komputer, tahap
paling mendasar adalah menjaga titik akses yang dapat digunakan seseorang untuk terhubung ke dalam
jaringan. Pada umumnya, titik akses jaringan komputer adalah berupa hub atau switch. Dengan
berkembangnya wireless network, maka peralatan wireless access-point juga termasuk dalam titik akses
jaringan yang perlu untuk dilindungi.
Saat ini ada dua mekanisme umum yang biasa digunakan dalam mengamankan titik akses ke
jaringan komputer, yaitu :
– Protokol 802.1x
Protokol 802.1x adalah sebuah protokol yang dapat melakukan otentikasi pengguna dari
peralatan yang akan melakukan hubungan ke sebuah titik-akses. Dengan protokol ini, ketika
sebuah komputer melakukan hubungan ke sebuah titik-akses (hub atau switch), maka pengguna
komputer tersebut perlu melakukan otentikasi sebelum komputer tersebut terhubung ke jaringan
komputer.
Protokol ini sangat berguna untuk melindungi jaringan komputer sekaligus meng-akomodasi
pengguna-pengguna yang memiliki peralatan atau komputer yang bersifat mobile seperti
notebook atau PDA. Dengan digunakannya protokol ini, dapat dijamin bahwa peralatan
komputer yang berusaha melakukan akses ke jaringan komputer sedang dipergunakan oleh
Tiga komponen yang terlibat dalam protokol ini adalah peralatan yang akan melakukan akses
(supplicant), server yang akan melakukan otentikasi (server RADIUS) dan peralatan yang
menjadi titik akses (otentikator). Secara umum, tahapan-tahapan dalam protokol ini adalah :
1. Secara default akses ke jaringan tertutup.
2. Sebuah supplicant melakukan akses dan meminta izin akses ke otentikator, yang
kemudian meneruskannya ke server otentikasi.
3. Server otentikasi menjawab dengan memberikan 'tantangan' ke supplicant melalui
otentikator.
4. Melalui otentikator, supplicant menjawab 'tantangan' yang diberikan.
5. Apabila jawaban yang diberikan supplicant benar, server otentikasi akan memberitahu
ke otentikator yang kemudian akan memberikan akses jaringan ke supplicant.
6. Akses jaringan yang sudah terbuka, akan tetap terbuka sampai ketika terjadi perubahan
status koneksi, misalnya koneksi diputus oleh pengguna atau alat yang terhubung
berubah. Ketika terjadi perubahan status, akses akan kembali ditutup dan proses
otentikasi akan berulang kembali.
Pada perkembangannya, protokol ini digunakan secara lebih mendalam, bukan hanya untuk
melakukan otentikasi terhadap pengguna peralatan yang melakukan akses, melainkan juga akan
digunakan untuk memeriksa apakah konfigurasi peralatan yang melakukan akses sudah sesuai
dengan kebijakan yang berlaku. Misalkan akan dilakukan pemeriksaan apakah program
antivirus yang berjalan pada sebuah notebook yang akan melakukan koneksi sudah
mempergunakan versi yang terbaru, jika kondisi tersebut tidak terpenuhi maka akses jaringan
tidak akan diberikan. Selain itu protokol ini juga dapat digunakan untuk menegakkan sebuah
kebijakan pada peralatan-peralatan yang akan melakukan akses jaringan komputer.
Kelemahan dari protokol ini adalah, protokol ini harus diimplementasikan satu per satu pada
semua switch/hub yang menjadi titik akses jaringan komputer.
– Mac Address
Mac Address Authentication adalah sebuah mekanisme di mana sebuah peralatan yang akan
melakukan akses pada sebuah titik-akses sudah terdaftar terlebih dahulu. Berbeda dengan
protokol 802.1x yang memastikan bahwa alat yang melakukan koneksi dipergunakan oleh pihak
yang berwenang, metode ini untuk memastikan apakah peralatan yang akan melakukan akses
adalah peralatan yang berhak untuk akses tanpa mempedulikan siapa yang mempergunakannya.
Pada setiap peralatan jaringan komputer terdapat sebuah identitas yang unik. Berdasarkan
identitas tersebutlah metode ini melakukan otentikasi. Pada setiap paket data yang dikirimkan
sebuah peralatan akan mengandung informasi mengenai identitas peralatan tersebut, yang akan
dibandingkan dengan daftar akses yang dimiliki setiap titik-akses, apabila ternyata identitas
peralatan terdapat dalam daftar, paket yang dikirimkannya akan diteruskan apabila tidak, maka
paket yang dikirimkannya tidak akan diteruskan.
Keuntungan metode ini jika dibandingkan dengan protokol 802.1x adalah metode ini sudah
lebih banyak diimplementasikan pada switch/hub yang sering digunakan sebagai titik akses.
Selain itu, untuk mempergunakan metode ini, tidak perlu semua switch/hub melakukan filtering,
namun cukup switch/hub utama saja yang melakukannya.
Kelemahan utama dari metode ini adalah seseorang dapat dengan mudah memanipulasi
identitas unik pada peralatan yang digunakannya, sehingga peralatan tersebut dapat melakukan
akses ke sebuah jaringan komputer. Oleh karena itu sangat penting untuk menjaga integritas
daftar identitas peralatan yang dapat melakukan akses ke jaringan.
Selain kedua protokol otentikasi yang telah disebutkan di atas, ada sebuah metode keamanan yang
terletak pada lapisan Data Link tapi tidak berfungsi untuk melakukan otentikasi penggunaan titik-akses
Metode tersebut adalah:
– WEP dan WPA
Perkembangan teknologi telah membuat transmisi data melalui media gelombang radio
memiliki kualitas yang hampir sama dengan kualitas transmisi data melalui media kabel.
Dengan mempegunakan wireless network, koneksi ke sebuah jaringan komputer menjadi sangat
mudah karena tidak lagi terhambat oleh penggunaan kabel. Asalkan sebuah peralatan jaringan
komputer masih dalam jangkauan gelombang radio komputer penyedia jaringan, peralatan
tersebut dapat terhubung ke dalam jaringan komputer.
Akan tetapi, penggunaan media gelombang radio untuk transmisi data memiliki berbagai
permasalahan keamanan yang cukup serius. Sifat gelombang radio yang menyebar
menyebabkan siapa saja yang berada pada jangkauan gelombang radio yang digunakan untuk
komunikasi data dapat mencuri data yang dikirimkan oleh sebuah pihak ke pihak lain dengan
mudah. Oleh karena itu dikembangkan metode yang disebut dengan Wired Equivalent Privacy
(WEP).
Tujuan utama dari WEP adalah berusaha untuk memberikan tingkat privasi yang diberikan oleh
penggunaan jaringan berbasiskan kabel. Dalam melakukan usaha itu, WEP akan melakukan
enkripsi terhadap data-data yang dikirimkan antara dua peralatan jaringan komputer berbasiskan
gelombang radio, sehingga data yang dikirimkan tidak dapat dicuri oleh pihak lain. Untuk ini,
WEP mempergunakan algoritma stream-cipher RC4 untuk menjaga kerahasiaan data dan CRC-
32 sebagai kontrol integritas data yang dikirimkan. Oleh karena ada peraturan pembatasan
ekspor teknologi enkripsi oleh pemerintah Amerika Serikat, maka pada awalnya panjang kunci
yang dipergunakan hanyalah sepanjang 40 bit. Setelah peraturan tersebut dicabut, maka kunci
yang digunakan adalah sepanjang 104 bit.
Beberapa analis menemukan bahwa WEP tidak aman dan seseorang dapat dengan mudah
menemukan kunci yang digunakan setelah melakukan analisa paket terenkripsi yang dia
dapatkan. Oleh karena itu pada tahun 2003 dibuat standar baru yaitu Wi-Fi Protected Access
(WPA). Perbedaan antara WEP dengan WPA adalah penggunaan protokol 802.1x untuk
melakukan distribusi kunci yang digunakan dalam melakukan proses enkripsi dan dekripsi.
Selain itu panjang kunci yang digunakan juga bertambah panjang menjadi 128 bit sehingga
menambah tingkat kesulitan dalam menebak kunci yang digunakan. Selain itu untuk
meningkatkan keamanan, juga dibuat sebuah sistem yang disebut dengan Temporal Key
Integrity Control yang akan melakukan perubahan kunci secara dinamis selama sistem sedang
digunakan. Pada perkembangan selanjutnya, yaitu pada tahun 2004 dibuat standard WPA2,
dimana algoritma RC4 digantikan oleh algoritma enkripsi baru yaitu Advance Encryption
System (AES) dengan panjang kunci sepanjang 256 bit.
– Layer 3
Pada lapisan ini, untuk membedakan sebuah peralatan jaringan komputer dengan peralatan
jaringan komputer yang lainnya, digunakan alamat IP (Internet Protocol). Semua peralatan komputer
aktif harus memiliki sebuah nomor IP unik yang akan menjadi identitasnya di jaringan komputer.
Alamat IP yang saat ini banyak digunakan disebut dengan IPv4, yaitu sebuah deretan angka dengan
format :
x.x.x.x
di mana x adalah angka antara 0 sampai dengan 255. Saat ini sedang dalam tahap pengembangan versi
baru dari alamat IP yang disebut dengan IPv6. Selain alamat IP, pada lapisan ini juga dikenal istilah
Port, yaitu sebuah pintu masuk ke dalam sebuah sistem komputer. Pada pintu inilah aplikasi jaringan
komputer yang sedang berjalan dalam sebuah komputer menerima melakukan koneksi dengan pihak
lain.
Pada lapisan ini, metode perlindungan jaringan komputer akan berdasarkan pada alamat IP dan
lainnya akan mengandung alamat IP dan Port yang digunakan oleh pengirim serta alamat IP dan Port
dari tujuan paket tersebut. Sebuah sistem pengamanan yang biasanya dikenal dengan nama firewall
dapat melakukan filtering berdasarkan kedua hal tersebut. Pada umumnya firewall diletakkan pada
gerbang masuk maupun keluar sebuah sistem jaringan komputer. Selain itu firewall juga dapat
melakukan filtering berdasarakan protokol yang digunakan oleh sebuah paket data, misalnya sebuah
firewall dapat dirancang untuk menolak paket jenis udp dan paket jenis icmp sementara mengizinkan
paket jenis tcp.
Pada perkembangannya, firewall tidak hanya melakukan filtering berdasarkan alamat IP dan
Port, tapi juga berdasarkan informasi lainnya yang tersedia dalam header sebuah paket IP. Sebagai
contoh, sebuah firewall dapat melakukan filtering berdasarkan ukuran data sebuah paket data. Sebuah
firewall juga bisa melakukan filtering berdasarkan status koneksi antara dua peralatan jaringan
komputer, misalnya sebuah firewall dapat dirancang untuk menolak sebuah paket yang akan membuat
sebuah koneksi baru dari sebuah alamat IP, tapi mengizinkan paket-paket lainnya dari alamat IP
tersebut. Untuk menambah keamanan sistem jaringan komputer, saat ini sebagian besar firewall sudah
bersifat statefull dan tidak lagi stateless. Pada statefull firewall, firewall akan membuat daftar sejarah
status koneksi antara satu peralatan jaringan komputer dengan peralatan jaringan komputer lainnya. Hal
ini untuk mencegah adanya penipuan status koneksi oleh sebuah peralatan jaringan komputer untuk
dapat melewati proses filtering sebuah firewall.
Selain diimplementasikan pada gerbang masuk atau gerbang keluar dari sebuah sistem jaringan
komputer, firewall juga dapat diimplementasikan pada sebuah host. Ini berguna untuk melindungi host
tersebut dari serangan yang berasal dari host lain yang berada pada jaringan komputer yang sama.
Pada umumnya, implementasi firewall adalah metoda pengamanan sistem jaringan komputer
yang pertama kali dilakukan. Walaupun cukup ampuh dan mudah untuk diimplementasikan, tanpa
perencanaan yang baik, implementasi firewall dapat menyebabkan sebuah firewall tersusun atas
peraturan-peraturan filtering yang sangat banyak. Hal ini dapat membuat firewall tersebut menjadi sulit
untuk dikelola karena dengan banyaknya peraturan-peraturan filtering yang diimplementasikan akan
lebih sulit untuk melakukan penelusuran proses penyaringan paket. Selain itu, banyaknya peraturan
filtering yang terlalu banyak juga dapat menganggu interaksi koneksi data jaringan komputer, karena
semua paket yang lewat harus melalui proses penyaringan yang sangat banyak.
– Layer 4 /5
Pada lapisan ini, metode pengamanan lebih difokuskan dalam mengamankan data yang
dikirimkan. Metode pengamanan yang banyak digunakan adalah :
– VPN
Pada banyak organisasi besar, organisasi tersebut memiliki kantor-kantor cabang yang tersebar
di banyak tempat. Kantor cabang-kantor cabang tersebut tentu memiliki kebutuhan untuk saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Pada masa-masa awal jaringan komputer, solusi
yang biasa digunakan adalah dengan membangun jaringan privat yang mengubungkan seluruh
kantor cabang yang ada atau yang biasa disebut dengan Wide Area Network (WAN). Dengan
berkembangnya jaringan Internet, solusi dengan membangun WAN, menjadi solusi yang sangat
mahal dan tidak fleksibel. Dengan berkembangnya Virtual Private Network, sebuah organisasi
dapat membangun jaringan privat maya diatas jaringan publik untuk menghubungkan seluruh
kantor cabang yang dimilikinya.
Kelebihan implementasi VPN dibandingkan dengan implementasi WAN adalah:
Mempermudah perluasan konektivitas jaringan komputer secara geografis
Untuk menghubungkan beberapa lokasi yang terpisah secara geografis dapat
mempergunakan jaringan publik (Internet) yang dimiliki oleh masing-masing lokasi.
Koneksi Internet yang digunakan oleh sebuah lokasi bisa saja tidak menggunakan
layanan dari service provider yang sama dengan koneksi Internet di lokasi lainnya.
Data yang dikirimkan akan terlindungi sehingga tidak dapat dicuri oleh pihak lain
karena data yang ditransmisikan melalui VPN melalui proses enkripsi.
Mengurangi biaya operasional
Dengan menggunakan VPN, setiap lokasi hanya perlu memelihara satu buah koneksi
Internet untuk seluruh kebutuhannya, baik kebutuhan koneksi Internet maupun
kebutuhan koneksi internal organisasi.
Menyederhanakan Topologi jaringan
Pada dasarnya, VPN adalah perkembangan dari network tunneling. Dengan tunneling, dua
kelompok jaringan komputer yang terpisah oleh satu atau lebih kelompok jaringan komputer
diantaranya dapat disatukan, sehingga seolah-olah kedua kelompok jaringan komputer tersebut
tidak terpisah. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan enkapsulasi terhadap paket jaringan
yang dikirimkan. Tunneling ini bersifat transparan bagi pengguna jaringan komputer di kedua
sisi kelompok jaringan komputer. Hanya router di kedua sisi kelompok jaringan komputer yang
melakukan proses enkapsulasi yang mengetahui adanya tunnel tersebut. Imbal baik dari proses
tunneling adalah Maximum Transfer Unit (MTU) setiap paket yang dikirim menjadi lebih kecil,
karena diperlukan ruang tambahan untuk menambahkan header IP hasil enkapsulasi paket yang
dikirimkan. Berkurangnya MTU dapat menyebabkan berkurangnya kecepatan transfer data
antara dua host yang sedang berkomunikasi. Salah satu implementasi dari tunneling adalah
mobile IP. Dengan mempergunakan mobile IP, seorang pengguna dapat selalu mempergunakan
alamat IP yang dia miliki dimanapun pengguna tersebut berada. Implementasi lainnya adalah
dengan menambahkan proses kompresi data yang akan dikirimkan melalui tunnel yang sudah
dibuat. Dengan cara ini, makan dengan ukuran bandwidth yang sama, besar data yang
dikirimkan dapat lebih besar, sehingga meningkatkan kecepatan transfer data.
Seluruh sifat dasar dari network tunneling dimiliki oleh VPN, ditambah dengan proses enkripsi
dan dekripsi. Dengan menggunakan VPN, seluruh data yang dikirimkan oleh sebuah pengguna
jaringan komputer di sebuah kelompok jaringan komputer ke kelompok jaringan komputer
lainnya yang terhubung dengan VPN akan melalui proses enkripsi, sehingga tidak dapat dibaca
oleh pihak-pihak lain yang berada pada jalur pengiriman data. Pada sisi penerima data, secara
otomatis, data akan melalui proses dekripsi sebelum disampaikan ke pihak penerima. Sama
dengan tunneling, proses enkripsi dan dekripsi data terjadi secara transparan tanpa diketahui
oleh pengirim maupun penerima. VPN dapat mempergunakan berbagai macam algoritma
enkripsi, baik itu yang bertipe symmetric-key-encryption maupun public-key-encryption. Kunci
dari seluruh penggunaan VPN adalah pada proses enkripsi dan dekripsi data, dan oleh karena
itu, pemilihan algoritma enkripsi menjadi sangat penting dalam implementasi VPN.
Selain untuk menghubungkan dua atau lebih lokasi kantor cabang, VPN juga banyak digunakan
untuk mengakomodasi kebutuhan pekerja yang bekerja di luar kantor untuk melakukan akses ke
sumber daya yang tersedia pada jaringan internal kantor. Hal ini dapat dilakukan dengan
menganggap komputer yang digunakan oleh seorang pekerja yang berada di luar kantor sebagai
kantor cabang lain yang sedang melakukan koneksi. Cara ini sangat mirip dengan konsep
mobile IP yang sudah dijelaskan diatas, perbedaannya selain mempergunakan alamat IP yang
dia miliki dimanapun dia berada, data yang dikirimkan akan selalu ter-enkripsi. Dengan cara ini,
seorang pekerja yang sedang berada di luar kantor dapat dengan mudah dan aman
mempergunakan fasilitas yang ada di jaringan komputer kantornya, asalkan yang bersangkutan
dapat terhubung dengan Internet.
Kelemahan utama dari VPN adalah tidak adanya sebuah standard baku yang dapat diikuti oleh
semua pihak yang berkepentingan. Akibatnya ada banyak implementasi VPN yang dapat
digunakan, tapi antara satu implementasi dengan implementasi lainnya tidak dapat saling
berhubungan. Oleh karena itu apabila sebuah organisasi memilih untuk mempergunakan sebuah
implementasi VPN pada sebuah router, maka seluruh router yang dimiliki organisasi tersebut
sama. Selain itu jika layanan VPN akan diberikan kepada para pengguna yang sering
berpergian, maka pada setiap host yang digunakan oleh pengguna tersebut juga harus di-install
aplikasi VPN yang sesuai. Selain itu, karena harus melalui proses enkripsi dan dekripsi,
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan transmisi bertambah, maka kemungkinan
VPN tidak cocok untuk digunakan dalam mengirimkan data yang bersifat interaktif, seperti
tranmisi suara ataupun transmisi video.
– Layer 7
Lapisan paling atas dari jaringan komputer adalah lapisan aplikasi. Oleh karena itu, keamanan
sebuah sistem jaringan komputer tidak terlepas dari keamanan aplikasi yang menggunakan jaringan
komputer tersebut, baik itu keamanan data yang dikirimkan dan diterima oleh sebuah aplikasi, maupun
keamanan terhadap aplikasi jaringan komputer tersebut. Metode-metode yang digunakan dalam
pengamanan aplikasi tersebut antara lain adalah:
– SSL
Secure Socket Layer (SSL) adalah sebuah protokol yang bekerja tepat di bawah sebuah aplikasi
jaringan komputer. Protokol ini menjamin keamanan data yang dikirimkan satu host dengan
host lainnya dan juga memberikan metode otentikasi, terutama untuk melakukan otentikasi
terhadap server yang dihubungi. Untuk keamanan data, SSL menjamin bahwa data yang
dikirimkan tidak dapat dicuri dan diubah oleh pihak lain. Selain itu, SSL juga melindungi
pengguna dari pesan palsu yang mungkin dikirimkan oleh pihak lain.
Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam menggunakan SSL adalah :
1. Negosiasi algoritma yang akan digunakan kedua-belah pihak.
2. Otentikasi menggunakan Public Key Encryption atau Sertifikat elektronik.
3. Komunikasi data dengan menggunakan Symmetric Key Encryption.
Pada tahap negosiasi algoritma yang akan digunakan, pilihan-pilihan algoritma yang bisa
digunakan adalah :
Public Key Encryption : RSA, Diffie-Helman, DSA (Digital Signature Algorithm) atau
Fortezza
Symmetric Key Encryption : RC2, RC4, IDEA (International Data Encryption
Algorithm), DES (Data Encryption Standard), Triple DES atau AES
Untuk fungsi hash 1 arah : MD5 (Message-Digest algorithm 5) atau SHA (Secure Hash
Algorithm)
aplikasi yang banyak menggunakan SSL adalah aplikasi perbankan berbasiskan web.
Perkembangan lanjutan dari SSL adalah TLS, kepanjangan dari Transport Layer Security.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh TLS adalah :
Pemberian nomor pada semua data dan menggunakan nomor urut pada Message
Authentication Code (MAC)
Message Digest hanya dapat dipergunakan dengan kunci yang tepat.
Perlindungan terhadap beberapa serangan yang sudah diketahui (seperti Man in the
Middle Attack)
Pihak yang menghentikan koneksi, mengirimkan resume dari seluruh data yang
dipertukarkan oleh kedua belah pihak.
Membagi data yang dikirimkan menjadi dua bagian, lalu menjalankan fungsi hash yang
berbeda pada kedua bagian data.
Pada implementasinya banyak aplikasi di sisi server dapat memfasilitasi koneksi biasa ataupun
koneksi dengan TLS, tergantung dengan kemampuan klien yang melakukan koneksi. Apabila
klien dapat melakukan koneksi dengan TLS maka data yang dikirimkan akan melalui proses
enkripsi. Sebaliknya, apabila klien tidak memiliki kemampuan TLS, maka data akan
– Application Firewall
Selain permasalahan keamanan transaksi data, yang perlu diperhatikan pada lapisan ini adalah
aplikasi itu sendiri. Sebuah aplikasi jaringan komputer yang terbuka untuk menerima koneksi
dari pihak lain dapat memiliki kelemahan yang dapat dipergunakan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab. Sebuah kelemahan pada sebuah aplikasi dapat mengancam keamanan host
yang menjalankan aplikasi tersebut juga host-host lain yang berada pada sistem jaringan
komputer yang sama.
Dengan semakin berkembangnya virus dan worm yang menyerang kelemahan-kelemahan yang
ada pada aplikasi jaringan komputer, maka diperlukan keamanan lebih pada lapisan ini. Untuk
melindungi aplikasi-aplikasi jaringan komputer yang ada, maka perlu dipastikan bahwa semua
data yang diterima oleh aplikasi tersebut dari pihak lain adalah data yang valid dan tidak
berbahaya.
Sebuah Application Firewall adalah sebuah sistem yang akan memeriksa seluruh data yang
akan diterima oleh sebuah aplikasi jaringan komputer. Paket-paket data yang diterima dari pihak
lain akan disatukan untuk kemudian diperiksa apakah data yang dikirimkan berbahaya atau
tidak. Apabila ditemukan data yang berbahaya untuk sebuah aplikasi, maka data tersebut akan
dibuang, sehingga tidak membahayakan sistem jaringan komputer secara keseluruhan.
Pada umumnya Application Firewall diletakkan pada setiap host untuk melindungi aplikasi
jaringan komputer yang ada pada host tersebut. Kekurangan dari sistem ini adalah
diperlukannya sumber daya komputasi yang sangat besar untuk menyatukan kemudian
memeriksa seluruh paket yang diterima oleh sebuah host. Selain itu, dengan adanya sistem ini,
maka waktu yang dibutuhkan agar sebuah data dapat sampai ke aplikasi yang dituju akan
semakin lama, karena harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Oleh karena itu, sistem ini
tidak cocok untuk di-implementasikan pada sistem yang mengharuskan data dikirim dan
diterima secara real-time.
Bentuk lain dari Application Firewall adalah Network Proxy. Tugas sebuah proxy adalah untuk
mewakili klien-klien yang ada untuk melakukan hubungan dengan server-server tujuan. Bagi
klien yang akan melakukan koneksi ke sebuah server, proxy adalah server tersebut. Sedangkan
bagi server yang dihubungi, proxy adalah klien-nya. Dengan menggunakan proxy akan lebih
sulit bagi pihak luar untuk melakukan serangan ke jaringan komputer internal, karena pihak
tersebut hanya dapat berhubungan dengan proxy tersebut, sehingga pihak luar tersebut tidak
dapat mengetahui lokasi sebenarnya dari server yang dihubunginya. Selain itu sebuah proxy
juga dapat memiliki sederetan access-list yang akan mengatur hak akses klien ke server.
Network Proxy juga dapat difungsikan terbalik, menjadi sebuah reverse proxy. Dengan reverse
proxy tujuan utamanya adalah untuk melindungi server-server di jaringan internal. Karena
semua request dari klien eksternal akan diterima oleh reverse proxy, maka paket-paket request
yang berbahaya bagi server akan tersaring dan tidak berbahaya bagi server internal organisasi.
Kelemahan dari proxy adalah antara klien dan server tidak memiliki hubungan langsung. Oleh
karena itu, proxy tidak dapat digunakan pada protokol-protokol ataupun aplikasi yang
membutuhkan interaksi langsung antara klien dan server.
0 komentar:
Posting Komentar